Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Journey of Arman - Ch.14 | Prasangka Buruk

Ruangan ini sering menyimpan misteri, dimana hanya orang tertentu saja yang mengetahui rahasia di dalamnya. Salah satu yang mengetahui rahasia tersebut adalah pemilik gedung ini, beserta dengan sang pemilik ruangan. Ada sebuah sekat di pojokan kamar, yang terhalang oleh sebuah penghalang tipis dari triplek dan di cat dengan warna senada dengan wallpaper kamar tersebut. Ruangan tersembunyi tersebut, entah sengaja atau tidak, sudah berada disana. Tidak ada yang tau apa fungsinya, sampai akhirnya sang pemilik ruangan menemukan arti dari ruangan tersebut diciptakan. Dia segera berlari dengan cepat ketika mendengar suara seseorang yang agaknya tidak dia sukai. Dia lantas langsung masuk ke dalam bilik rahasia tersebut, dan segera menutupnya sebelum orang tersebut sadar akan keberadaannya. Dan tampaknya, hal tersebut berhasil, sebab orang itu tidak menyadari keberadaan dirinya yang berada di dalam bilik rahasia ini. Diapun dapat mengawasi segala tindak tanduk penyusup itu melalui celah ya

Journey of Arman - Ch.13 | Putus Asa

Putus asa, kegelisahan dan juga penyesalan menghantui kepalanya. Tidurnya tidak nyenyak, karena kepalanya itu masih memikirkan orang yang masih dia yakini sebagai lelaki yang pernah mengisi hatinya itu. Sanubarinya bergejolak, karena di dalam hatinya, dia memiliki penyesalan yang mendalam karena pernah melukai orang tersebut dengan teramat sangat. Dan kini, ketika dia menemukan orang tersebut, kenyataan pahit harus diterimanya.             Entah mengapa, penyesalan itu baru datang ketika di masa sekarang ini. Selama ini, dia sedikitpun tidak memikirkan tentang lelaki itu. Dia hanya fokus pada kehidupannya dan juga rumah tangganya, dimana dia harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya ini. Maklumlah, orang yang tidak berpendidikan seperti dia ini harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kehidupan mereka sehari-harinya. Ditambah kebutuhan anak yang juga bisa dikatakan tidak sedikit, membuat dia sibuk untuk bekerja dibandingkan harus memikirkan orang tersebut di hidupn

Journey of Arman - Ch.12 | Rifki

Pelataran rumah sakit ini terasa tenang, dimana tampaknya hanya segelintir mobil mewah saja yang sedari tadi bolak balik melintasi tempat dia berdiri. Sebenarnya, tidak sepenuhnya berdiri, sebab dia sekarang berada di atas motor besarnya yang membuatnya terlihat semakin gagah. Tujuannya mendatangi tempat ini bukanlah untuk melakukan penyelidikan, melainkan menjemput seseorang, yang bukan tahanan penjara atau seorang tersangka, hanya seorang tawanan cintanya. Terasa aneh kalau dibicarakan panjang lebar, namun dia adalah kekasih seorang dokter yang bekerja di rumah sakit elite ini. Dimana pertemuan mereka kala itu lantaran dia menemani komandannya untuk berobat di rumah sakit ini, dari situlah awal pertemuan mereka hingga menjalani hubungan hingga saat ini. Lelaki itu sungguh susah didapatkan, butuh perjuangan yang lebih untuk memenangkan hati lelaki yang tampaknya sudah membeku itu. Namun jiwa kesatrianya itu tidak mungkin dengan mudah ciut, diapun terus berjuang sampai akhirnya

Journey of Arman - Ch.11 | Sebuah Pertanda

Dua pria tampak sedang berbicara di depan matanya, dimana pembicaraan mereka tampak sangat dalam dan berkesan. Senyum merekah tampak di wajah seorang lelaki yang berada di depan pria yang sedang berada diatas motor tersebut, sebuah senyum tulus dan bahagia tergurat di wajah tersebut. Senyum itu tidak tergores tadi ketika bertemu dengan dia, yang ada hanyalah wajah ketakutan dan juga jijik yang ditampakkan. Dia segera mampu menebak bahwa mereka berdua memiliki sebuah hubungan yang cukup spesial, dimana kemungkinan yang paling wajar adalah mereka adalah teman baik atau mungkin lebih, seperti pacar misalnya. Kepalanya terasa berat ketika memikirkan hal tersebut, ditambah ada sedikit kekecewaan di hatinya ketika diperlakukan yang tidak seharusnya seperti tadi siang. “Argghh, siapa sih dia? Kenapa Exaudi begitu lembut kepadanya? Tatapan matanya seperti menunjukkan bahwa mereka memiliki hubungan yang serius, atau jangan-jangan mereka memang pacaran?” ucap batinnya kala itu. Dia yang