Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Aditya, Anak Magang - Ch.2 | Aditya, Mira - Bermana

Sebuah suara berdentang di telinga Aditya manakala dia sedang tertidur saat itu. Suara itu entah berasal dari mana dan juga itu entah bunyi apa, namun yang pasti suara itu mengagetkan dirinya dan membuat dia terbangun seketika. Suara itu seperti suara benda yang jatuh karena tersenggol sesuatu dan yang pasti ada seseorang yang menyenggolnya. Aditya kemudian membuka matanya perlahan-lahan dan mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya. Aditya berusaha mencari sumber suara itu. Suara itu sudah tidak kedengaran lagi memang, namun dirinya masih tetap penasaran dengan benda apa gerangan yang menghasilkan suara sedemikian rupa. Dengan perlahan dia keluar dari kamarnya. Dia membuka pintu itu sangat pelan hingga tidak memunculkan suara sedikitpun. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada siapa-siapa di tempat ini. Dia langsung menuju kearah dapur rumahnya itu, berharap menemukan jawaban sumber suara tersebut. Aditya kemudian terkejut ketika menemukan sesosok gadi

Aditya Anak Magang - Ch.1 | Rega - The Beginning

Suasana terlalu remang untuk Aditya, didalam gelapnya bayangan, dia merasakan ada sebuah kulit yang juga menyentuh kulitnya. Rasa kulit itu hangat dan juga halus, bau harum tercium samar-samar dari kulit itu. Sangkin samar-samarnya, yang tercium hanya bau keringat khasnya. Awalnya Adit tidak menyadari siapa gerangan orang tersebut, sebab wajahnya terlalu tertutup gelapnya ruangan sialan ini. Dengan ogah, dia menghampiri lampu meja yang ada di ruangan ini. Dan sedetik kemudian,”Anjing!” teriak Adit sambil menendang orang yang sedang berbaring di sampingnya. Adit yang awalnya tidak menyadari siapa yang ada disampingnya langsung terkejut ketika melihat Rega yang masih terlelap. Ketika terkejut, dia tidak sengaja menendang tubuh Rega yang tertutupi oleh balutan selimut sampai akhirnya terjatuh dari tempat tidur. Rega sama kagetnya dengan Adit yang kini sedang membeku diujung tempat tidur itu. Dia mematung, memandang Rega yang kini menatapnya dengan tatapan kesal dan sekaligus heran.

Journal of Exaudi - Chapter 20 (End of Series 1)

Gambar
Aku pikir tidak ada cara yang lebih baik untuk menyembuhkan luka yang ada di hati selain melepaskan luka itu. Sebab hati yang terluka akan tetap terasa sakit jika duri yang melukai tidak dicabut sampai ke akarnya. Walaupun akan menyisakan lubang yang menganganga dan tak akan sama lagi bentuknya, tetapi luka akan sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Rasa sakit yang dirasakan juga perlu dilampiaskan tanpa perlu mengorbankan seseorang sebagai pelampiasan kita. Dan satu cara yang aku pahami juga hanya satu, menangis. Menangislah jika perasaanmu memang terasa sangat sakit, berteriaklah jika perasaan itu terlalu pilu, meraunglah jika tidak ada yang peduli dan berhentilah jika semua terasa lebih baik. Sebuah pelajaran berharga yang aku dapat dari mulut Exaudi sendiri manakala aku menceritakan gundah gelisahku kepadanya kala itu. Dengan beraninya dia mengatakan bahwa masalah yang kualami pada saat itu tidaklah sebanding dengan masalah yang dihadapinya, dan dia juga yakin

Journal of Exaudi - Chapter 19

Gambar
Kelabu dan biru. Hanya itu warna jiwa yang dimiliki oleh Exaudi sekarang. Tak ada ubahnya seperti pria yang kehilangan setengah kehidupannya, sungguh menyedihkan. Tak ada sedikitpun rasa yang dirasakannya kini. Hatinya seperti telah mati dan kehilangan kemampuan untuk merasakan kebahagiaan. Ataupun rasa sayang. Semuanya hilang bagaikan dihembus angin danau kala itu, tenggelam bersama dengan daun-daun yang jatuh ke dalam kolam dan dimakan oleh ikan-ikan. Manusia manapun pasti memilih mati dibandingkan memiliki perasan yang dimiliki oleh Exaudi sekarang. Mati dengan menceburkan diri ke danau ini. dengan meminum racun ataupun ditabrak oleh kereta sekalian. Mati sepertinya cara yang sangat tepat untuk mengakhiri sakit yang ada di jiwanya. Sakit yang entah mengapa masih tinggal walau waktu telah berjalan sekian. Terbenak di hatinya mengapa Tiara tidak menembak mati saja dirinya ketika memberitahukan kebenaran yang membuat dirinya hidup rasa mati seperti ini. Dia yakin Tiara ingin me