Aditya Anak Magang - Ch.1 | Rega - The Beginning
Suasana terlalu remang untuk
Aditya, didalam gelapnya bayangan, dia merasakan ada sebuah kulit yang juga
menyentuh kulitnya. Rasa kulit itu hangat dan juga halus, bau harum tercium
samar-samar dari kulit itu. Sangkin samar-samarnya, yang tercium hanya bau
keringat khasnya. Awalnya Adit tidak menyadari siapa gerangan orang tersebut,
sebab wajahnya terlalu tertutup gelapnya ruangan sialan ini. Dengan ogah, dia
menghampiri lampu meja yang ada di ruangan ini. Dan sedetik kemudian,”Anjing!”
teriak Adit sambil menendang orang yang sedang berbaring di sampingnya.
Adit yang
awalnya tidak menyadari siapa yang ada disampingnya langsung terkejut ketika
melihat Rega yang masih terlelap. Ketika terkejut, dia tidak sengaja menendang
tubuh Rega yang tertutupi oleh balutan selimut sampai akhirnya terjatuh dari
tempat tidur. Rega sama kagetnya dengan Adit yang kini sedang membeku diujung
tempat tidur itu. Dia mematung, memandang Rega yang kini menatapnya dengan
tatapan kesal dan sekaligus heran.
“Heh!
Kenapa lu nendang gua tod!” ucap Rega kepada Adit yang masih membisu di
tempatnya. Dia hanya melihat Rega dengan tatapan bingung dan sekaligus ngeri
kepadanya.
“Gua yang
seharusnya yang nanya, kenapa lu bisa tidur sekasur sama gua. Udah gitu lu Cuma
pake sempak lagi, geli gua bangsat!” ucap Adit membalas Rega. Rega kemudian
melihat dirinya dengan seksama. Memang benar apa yang dikatakan Aditya, bahwa
dirinya hanya memakai celana dalam saja. Namun Adityalah yang seharusnya
disalahkan atas kejadian ini.
“Lu ga
ingat kemaren habis Jackpot? Jackpot-an elu melebar kemana-mana, sampe baju gua
juga jadi korbannya. Lu bersihin tuh muntahan elu di depan pekarangan rumah
gua. Udah syukur lu ditolongin” ucap Rega membalas dirinya.
Aditya
kemudian mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin malam. Seingat dirinya, dia
pergi bersama dengan Rega dan juga teman-teman lainnya ke bar yang ada di
bilangan Cikini. Dia pergi semobil dengan temannya yang lain, setelah dirinya
pulang dari kantor kemarin. Dengan menumpang dengan teman-temannya itu, dia kemudian
berpesta Captain Morgan di bar itu. Aditya kemudian mengingat bahwa dirinya
menghabiskan hampir setengah botol dari minuman itu, pantas saja dia sampai
semabuk ini.
Dengan
memegang kepalanya yang sedang pusing, Aditya kemudian berusaha meminta maaf. Dia
menundukkan kepalanya, tak berani menatap Rega yang baru saja ditendang
olehnya. Tak sampai hati dia memperlakukan Rega seperti itu.
“Maaf ga,
gua lupa. Sorry banget ye udah nendang elu barusan” ucapnya dengan pelan. Rega
yang masih pusing serta mengantuk hanya bisa berdeham mengiyakan ucapan Aditya
tersebut. Rega kemudian tidur kembali ke tempat tidurnya semula, yang berada
tepat di sebelah Adit.
Ketika Rega
menyingkap selimut yang juga menutupi tubuhnya, Adit merasakan ada sebuah hawa
dingin yang menyentuh daerah sensitifnya. Dengan penasaran Aditya kemudian
mengecek tubuhnya sendiri. Dan alangkah terkejutnya ketika dirinya melihat
tubuhnya ternyata telanjang bulat dari tadi. Kelaminnya itu sudah sangat tegak
berdiri diatas hutannya, seperti jamur yang akarnya muncul dari atas tanah.
“Rega, lu
telanjangin gue?!” tanya Aditya dengan suara meninggi kepada Rega yang tidur
membelakangi dirinya.
“Iya,
kenapa emangnya? Ga kerasa ya kemarin gua sepongin? Makanya tidur jangan kaya
kebo, btw, pejuh lu gurih. Hehehe” balas Rega sambil tertawa terbahak-bahak.
Wajah Aditya kini memerah luar biasa, dia sungguh tak tahan dengan perlakuan
Rega tersebut. Dia kemudian mengambil bantal yang ada di kepalanya itu dan
langsung memukuli Rega dengan sangat kencang. “Sakit bangsat!” rintih Rega
sambil tertawa ringan ketika dipukuli oleh Aditya.
--0—
Langkah
ringan terdengar di telinga ketika sang pemilik kaki, Rega, memasuki ruangan
kantor yang terletak di lantai dua ini. Nama lengkapnya, Rega Darmansyah.
Seorang lelaki kantoran biasa yang menjadi budak kapitalis negeri ini. Tamatan
sarjana di sebuah universitas mahal, dengan gaji yang juga tak seberapa
dibandingkan dengan gaya hidupnya yang selangit itu.
Berbicara
tentang Rega, harus berbicara juga dengan tentang relasi yang dimilikinya.
Dengan tampang yang biasa ini, dia sudah pernah meniduri artis papan atas
ataupun selebgram ternama. Sebenarnya, kalau dipikir-pikir, tampang Rega
bukanlah terlalu biasa. Hanya saja, untuk ukuran pria blasteran, dia tergolong
biasa, namun tidak dengan anunya. Anunya bisa dikatakan luar biasa.
Rega
bekerja di bilangan Sudirman, Jakarta. Sentra bisnis dimana banyak karyawan
kerah putih yang bekerja di dalam gedung-gedung yang bertingkat di
gedung-gedung pencakar langit yang berada di kawasan itu. Bekerja kantoran
bukanlah impiannya, dia lebih memilih bekerja serabutan namun sesuai dengan
passionnya daripada bekerja kantoran sebenarnya. Namun apa daya, dia tidak
memiliki sebuah talenta yang dapat dijualnya, sehingga dia perlu untuk bekerja
seperti ini untuk memenuhi gaya hidupnya.
Rega juga
bukanlah seseorang yang sangat luar biasa dalam pekerjaannya. Bagi dirinya,
yang penting pekerjaannya kelar sesuai dengan deadline dan hasil yang
dikerjakannya benar. Dia tidak peduli dengan inovasi atau pengembangan.
Pikirannya yang hanya tau party itu sudah membentengi kreativitas yang kini
terkungkung di dalam otaknya itu. Terkadang ada niatan bagi Rega untuk
membangun dirinya lebih dalam pekerjaannya, namun itu hanya sebatas niatan,
tidak lebih. Dan niatan itu selalu diberi lambang ‘nanti saja’ di otaknya,
hingga akhirnya dia lupa bahwa dia pernah punya niatan itu.
Sama dengan
pekerjaannya, kisah cinta Rega juga bukanlah sebuah kisah yang sangat luar
biasa. Sebab Rega bukanlah tipe orang yang setia atau suka terkurung dalam
sebuah hubungan. One Night Stand adalah satu-satunya pilihannya dalam menjalani
hubungan, sebab setelah itu dia tidak perlu memikirkan pasangannya. Sudah entah
berapa banyak yang sudah ditidurinya, dari berbagai kalangan, usia serta
kelamin sudah dicoba olehnya.
Pernah Rega
berpacaran dengan seorang Polisi ketika dia berkuliah dulu, namun hubungannya
tidak berlanjut terlalu jauh. Belum sampai empat bulan, hubungan mereka sudah
kandas di tengah jalannya. Dan kandasnya hubungan mereka itu, kandas pulalah
kepercayaan Rega atas hubungan jangka panjang antara sesama pria. Sebab polisi
yang dicintainya itu hanya menganggap dia sebagai teman mainnya di ranjang
saja. Dan ketika mengetahui hal itu, hati Rega benar-benar patah.
“Mas Reno,
jadi dateng kesini gak?” tulis Rega dengan menggunakan aplikasi Blackberry
Messanger miliknya. Pesan itu dikirimkan olehnya untuk Reno, kekasihnya yang
bekerja sebagai seorang polisi di Polda Metro Jaya. Pesan itu kemudian langsung
dibalas oleh Reno,”Iya sayang, bentar ya. Kamu mau dibawain apa?” tulis lelaki
itu kepadanya.
“Aku pengen
dibawain mas aja udah cukup kok ;*” balas Rega kemudian.
“Ah, kamu
bisa aja. Tahan berapa ronde hari ini kira-kira kamu?” tulis Reno balik kepada
Rega. Pesan itu dibaca oleh Rega dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Pembicaraan ini sudah mulai kearah sesuatu yang sangat diinginkan olehnya pada
saat itu. “Terserah mas. Kalo mas Reno kuat pompa aku sampe lima ronde juga ga
masalah, aku pasrah aja dah” balas Rega kepada lelaki itu.
Reno yang
membaca pesan itu juga tersenyum lebar,”Okedeh. Tunggu bentar ya, kerjaan aku
sebentar lagi siap kok” tulis Reno yang langsung dibalas oleh Rega,”Okedeh, aku
tunggu ya sayang”.
Rega
kemudian membereskan kasurnya dan menyiapkan berbagai senjata tempur yang akan
digunakannya. Dia juga tidak lupa menyiapkan dirinya dan juga hatinya untuk
melayani Reno nanti. Tenaga Reno bisa dikatakan sangat kuat diatas ranjang, dia
mampu bermain hingga lebih dari dua ronde. Tak bisa dipungkiri dia bisa seperti
itu, sebab tenaganya sudah diaasah sejak dia menjadi anggota basket dulu ketika
masih pendidikan.
Tak berapa
lama, Reno kemudian datang membawa satu kotak pizza ukuran besar yang akan
dimakan oleh mereka setelah bertempur nanti. Reno datang masih dengan memakai
seragam polisinya yang mencetak keras tubuhnya itu. Celananya sangat ketat dan
dibagian depannya terlihat sangat menggelembung pertanda nafsunya sudah
meninggi. Kedatangan Reno langsung disambut oleh Rega dengan memeluk erat
dirinya, sangkin eratnya pelukan itu sampai membuat Reno terpaksa melepaskan
pelukan Rega tersebut.
“Kamu
kenceng banget peluk akunya” protes Reno.
“Ya lagian,
aku kangen banget tau sama kamu. Lagian kamu pake puasa-puasa segala lagi, kan
aku jadi gaada yang jatahin. Udah kangen banget sama kamu” ucap Rega sambil
bergelayut manja dan menggerayangi seragam Reno itu.
Reno
kemudian tersenyum manis kepada lelaki yang memeluknya kini, diapun langsung
mencium basah bibir Rega selama beberapa saat sampai akhirnya dia menyudahi
ciumannya itu untuk meletakkan pizza mereka itu. Reno langsung masuk ke kamar
mandi untuk membasuh kakinya dan mencuci mukanya, tak lupa dia melepaskan baju
seragamnya yang sedari tadi masih menempel ditubuhnya.
Reno keluar
dari kamar mandi lengkap dengan baju kaos polisinya yang sangat ketat dan juga
celananya yang tidak dikancingkan lagi. Reno kemudian menggantungkan baju itu
di gantungan baju yang ada di kamar Rega. “Gimana kuliah kamu sayang? Lancar
gak?” ucap Reno sambil menggantungkan bajunya itu. Namun tiba-tiba Rega memeluk
dirinya dari belakang dan mulai menciumi tengkuknya itu. Ciuman Rega menyapu
bersih tengkuk Reno sampai akhirnya membuat dia bergelinjang keenakan.
Reno
kemudian berbalik menghadap Rega, dia langsung melahap bibir Rega itu dengan
ganasnya. Rega yang lebih pendek dari Reno membuat Reno harus menunduk untuk
menghisap bibir Rega tersebut. Dengan kuat-kuat, dia menghisap bibir iru sampai
liurnya berjatuhan kemana-mana. Tangan Rega juga sudah mulai bermain dibawah
sana. Tangan itu menjalari perut Reno dan berakhir persis di depan celana
seragamnya yang sudah tidak dikancing tadi. Tangan itu kemudian meremas lembut
kelamin Reno dari luar celana dalamnya sambil sang empunya tangan melahap lidah
Reno kuat-kuat.
Reno
memegangi bahu Rega kuat-kuat, tangannya mulai menjalari leher Reno dan mulai
meremas lembut rambut belakang lelaki itu sambil memajukkannya kearah wajahnya.
Tangan Reno kemudian turun menyusuri punggung dan juga pinggang Rega. Tangannya
kemudian menepuk keras pantat sang empunya sampai Rega kemudian berteriak
sambil melepaskan ciuman mereka. Reno lalu mendorong tubuh Rega sampai jatuh ke
ranjangnya itu. Dia terkapar di ranjang sambil menggigit bibirnya sendiri
menantikan apa yang diperbuat oleh Reno kepadanya.
Reno lantas
naik keatas ranjang itu setelah melepas celana seragamnya dan membiartkan
celana itu tergeletak di lantai. Reno menaiki ranjang tempat Rega berbaring
dengan hanya menggunakan celana dalamnya yang ketat sepanjang paha itu dan
bertelanjang dada. Tubuhnya yang berkulit putih itu terpahat sempurna dengan
otot yang luar biasa keras terbentuk karena olahrga yang sering dilakukan
olehnya. Ada bulu-bulu tipis yang menjalar dari dadanya dan turun sampai
dibalik celana dalamnya.
Reno
langsung menaiki Rega yang sangat ini terbaring pasrah, dia langsung menciumi
bibir Rega dengan ganasnya. Kali ini ciumannya tidak hanya sebatas mencium
biasa, dia juga menarik lidah Rega kuat-kuat dengan hisapannya itu. Tangan Rega
yang meremas-remas kelaminnya itu membuat dirinya bernafsu sangat luar biasa. Hingga
ciumannya mulai turun ke leher dan dada Rega.
Di lain
pihak, Rega mulai melucuti sendiri pakaian yang dikenakannya. Mulai dari baju
kaus yang digunakannya sampai ke celana dalam yang dikenakannya. Kini dia sudah
berbugil ria di hadapan Reno yang sudah sangat bernafsu melihatnya. Rega juga
mulai melancarkan aksinya untuk membuat Reno menggelinjang dengan sentuhan
lembut di benda sensitif kepunyaan Reno tersebut. Sentuhan itu ternyata mampu
membuat Reno melenguh nikmat.
Reno
kemudian menduduki dada Rega dan melepaskan benda yang sudah sangat memenuhi
celana dalamnya itu. Ada perasaan lega ketika benda itu berhasil keluar dari
kurungan celana dalam yang digunakannya. Reno kemudian mengarahkan benda itu
kearah mulut Rega. Rega dengan sangat antusias menyambut benda itu di dalam
setiap hisapannya. Mulai dari kepala hingga pangkalnya dicoba telan olehnya.
Hisapan
demi hisapan yang diperbuat oleh Rega membuat Reno menggelinjang keenakan.
Benda sensitifnya itu semakin sensitif ketika lidah lembut Rega mulai bermain
di sekeliling kepala bawahnya itu. Apalagi jika lidah itu dimainkan diujung
lubang benda itu, sangat nikmat sekali rasanya. Hisapan itu membuat Reno
semakin aktif memaju-mudurkan pantatnya, berusaha untuk memenuhi mulut Rega
dengan benda keras tumpulnya itu.
Lama
semakin lama, hisapan Rega semakin menjadi-jadi. Begitu pula dengan erangan
Reno yang semakin menguat seperti hanpir sampai ke puncaknya. Hisapan Rega
semakin kuat begitu pula dengan Reno yang kuat memajumundurkan pantatnya itu.
Dan kemudian, Reno melenguh panjang sambil melepaskan cairan putih pekat nan
lengket dari bendanya itu. Cairan itu sangat kental karena sudah agak lama
tidak dikeluarkan. Dan cairan itu langsung ditelan semuanya oleh Rega. Cairan
itu terlalu banyak sampai-sampai menetes ke sisi kiri dan kanan mulutnya.
Setelah
Reno mulai bisa mengatur nafasnya, dia mencabut bendanya itu dari mulut Rega.
Dia kemudian tersenyum dengan lebar melihat tingkah laku Rega yang sangat binal
ini. Dibawah sana, Rega masih menggerayangi tubuhnya dan terutama dadanya yang
sangat bidang dan terbentuk itu. “Kamu seksi banget kalau dilihat dari sini,
aku makin nafsu sama kamu” ucap Rega kepada dirinya.
“Kamu udah
siap buat ronde satu?” tanya Reno kepada dirinya.
“Loh, itu
bukannya udah ronde satu?” tanya Rega balik kepada reno.
“Belom, itu
baru pemanasan. Masih ada three round in a row yang harus kita tuntaskan malam
ini sayang” ucap Reno sambil mengigit bibirnya dengan nada-nada yang mengundang
hawa nafsu.
Mereka
akhirnya menuntaskan permainan ranjang itu sampai tengah malam, tak terasa
hampir lima jam mereka bertarung diatas ranjang itu. Suara derik ranjang sudah
tidak diperdulikan lagi oleh mereka, kini mereka sudah dibanjiri oleh peluh dan
juga pejuh. Tak lupa pula cairan pelumas yang kini sudah berceceran di tempat
tidur Rega. Permainan mereka malam itu merupakan yang paling nikmat dan
terakhir untuk Rega. Karena setelah itu, Reno pergi seperti hilang ditelan
bumi.
Mereka
sempat bertemu beberapa saat dulu, namun pertemuan itu justru menambah sakit
hati Rega yang sudah lebih dahulu robek sepeninggal Reno. Kata-kata Reno waktu
pertemuan itu sungguh sangat diingat olehnya, dan hingga kinipun dia masih
dapat merasakan bagaimana sedihnya serta hinanya dirinya dikatai seperti
demikian oleh Reno. Dan mulai saat itu, dia sudah tidak percaya lagi arti
sebuah hubungan jangka panjang antara sesama pria dan mulai mengabaikan apa itu
cinta.
Komentar
Posting Komentar